Kamis, 02 Juni 2011

KONSEP PENGELOLAAN PENDIDIKAN SMK N 1 SEBATIK BARAT Oleh : Muhammad Gafur,S.Pd


KONSEP PENGELOLAAN PENDIDIKAN  DENGAN PENDEKATAN PARTISIPATIF MASYARAKAT



NUNUKAN, 02 JANUARI 2011




I   KONSEP PENGELOLAAN PENDIDIKAN
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI  1 (SMKN 1) SEBATIK BARAT AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN DENGAN PENDEKATAN PARTISIPATIF MASYARAKAT

A. SEKILAS KONSEP PENGELOLAAN PENDIDIKAN SMKN 1 SEBATIK BARAT
Pengelolaan pendidikan partisipatif  masyarakat merupakan salah satu pendekatan pengelolaan pendidikan yang meletakan peran serta masyarakat terlibat langsung aktif dalam pengelolaan pendidikan atas kesadaran untuk  mencapai keinginan masyarakat itu sendiri sebagai kebutuhan hidup anak didik secara berkelanjutan.
Masyarakat lokal dan pendatang mempunyai akar  budaya yang kuat dan berbeda, mepunyai pola pikir berbeda dan penerapan pengelolaan sumber daya alam dari generasi ke generasi dalam praktek kehidupan tercakup dalam sebuah sistem tradisional. Tentunya penerapan dan pengelolaan yang sangat berbeda antara penduduk lokal dan penduduk yang berasal dari luar daerah dengan memegang  budaya yang kuat biasanya tergabung dalam suatu kepercayaan adat istiadat.
Dengan konsep inilah diawali dengan menyatukan persepsi bahwa pendidikan khususnya Sekolah Menengah Kejuruan Sebatik Barat akan dikelola oleh warga sekolah  berdampingan bersama-sama  masyarakat (kelompok tani)  dan stakeholder seperti Badan Penyuluh Pertanian Peternakan dan kehutanan (BPPPK) , dunia usahadan industri. Dengan melibatkan peran serta masyarakat diharapkan masyarakat baik lokal maupun pendatang, akan mengubah pola pikir dan pola hidup  yang bersifat tradisional menjadi masyarakat transisi dan akhirnya menuju masyarakat modern.
Dengan mengajak keikutsertaan masyarakat peduli tentang pendidikan,  dengan sendirinya masyarakat akan memperoleh transfer ilmu pengetahuan dan ikut serta membentuk jati diri anak didik menjadi generasi yang dapat dihandalkan berperan serta menopang ekonomi keluarga khususnya dan masyarakat di kecamatan Sebatik Barat pada umumnya.
Pendidikan partisipatif  masyarakat dapat juga diartikan pendidikan pembelajaran sesuai dengan apa yang menjadi kebutuhan masyarakat. Mulai dini anak didik dikondisikan menjadi calon wirausahawan, dapat membentuk suatu komunitas berbasis unit  usaha dapat menciptakan pasar, unit produksi, koperasi dan sebagainya.
Ciri utama pendidikan SMKN Sebatik Barat antara lain peran sekolah, stakeholder dan masyarakat akan membetuk suatu sistem  sosial yang kuat dalam struktur pengambilan suatu
kebijakan dan keputusan manajerial. Dengan struktur berbasis masyarakat, asumsi bahwa pendidikan SMKN Sebatik Barat akan membangun suatu institusi sosial dan orientasi bisnis (usaha). Dari ciri-ciri tersebut  dengan sendirinya peran serta masyarakat untuk mendapatkan dukungan pihak swasta (investor/perusahaan) baik menengah maupun besar yang ada disekitarnya, akan lebih mudah dalam hal bekerja sama  membangun visi dan misi Sekolah dan mewujudkannya kelak.
Sampai sejauh ini persepsi masyarakat dari pengelolaan pendidikan yang ada belum dapat dirasakan hasilnya,  tampak pada lulusan (Output) dari sekolah kejuruan yang ada di Nunukan belum dapat berbuat banyak dalam memanfaatkan ketrampilan yang diperoleh anak didik setelah mengenyam pendidikan.  Mengatasi permasalahan ekonomi dalam kehidupan tidak sesuai lagi dengan ketrampilan yang dimilki. Bahkan tidak sedikit lulusan SMK yang menjadi pengangguran.
Maka harus ada satu persamaan  pandangan semua pihak, baik pihak sekolah, masyarakat dengan melibatkan stakeholder dan Swasta menjadi kunci utama. Bersama-sama mendefinisikan pendidikan yang diinginkan dengan memberikan suatu aspirasi kebutuhan dan tujuan yang diharapkan membentuk anak didik menjadi generasi yang dapat berperan serta aktif dalam mensejahterakan kehidupan baik secara individual, keluarga dan masyarakat.
Strategi inilah yang harus segera dilaksanakan secara berkelanjutan diharapkan dapat dijadikan suatu kebutuhan dan keinginan yang kuat oleh dan untuk masyarakat, masyarakat ikut melakukan suatu proses membentuk jati diri anak didik menjadi yang berguna untuk diri sendiri, keluarga, masyarakat bangsa dan negara.
Anak didik sejak dini sejak mengenyam pendidikan diberikan suatu tantangan belajar menciptakan usaha dengan bekal ketrampilan yang diperoleh di SMK, dengan menghasilkan suatu produk baik di sekolah maupun di rumah dengan dukungan dan pengawasan sekolah dan melibatkan orang tua siswa dan masyarakat. Semua pihak ikut serta membentuk suatu komunitas juragan kecil (anak didik) dalam mengelola unit produksi dengan berorientasi pada kebutuhan masyarakat (Menciptakan pasar).
Salah satu komunitas yang telah terbentuk pada  bulan april 2011  adalah Taruna Tani Kecamatan Sebatik Barat. Taruna Tani Sebatik Barat merupakan kelompok pemuda tani yang beranggotakan siswa dan alumni SMKN 1 Sebatik barat yang mempunyai peran sama dengan kelompok tani pada umumnya dibawah naungan binaan guru SMKN 1 Sebatik Barat dan PPL. Komunitas tersebut bergerak dibidang perkebunan, dengan mempersiapkan program kerja dimulai dari penyiapan lahan, pembibitan, penanaman, pemeliharaan, perawatan, rencana produksi dan rencana pemasaran. Kegiatan tersebut akan dilaksanakan di Sekolah.

Kelebihan dari strategi pendidikan SMK Negeri Sebatik Barat dengan partisipasi  masyarakat antara lain:
1. Mewujudkan keinginan orang tua (masyarakat) membentuk jati diri anak didik.
2. Mendorong dan merefleksikan kebutuhan masyarakat lulusan berbasis kerja dan wirausaha
3. Meningkatkan peran serta semua pihak, pemerintah, sekolah, masyarakat, stakeholder dan swasta.

4. Responsif dan rasa percaya diri untuk memilki institusi pendidikan oleh masyarakat
5. Menciptakan efisiensi kerja dan  bantuan finansial pemerintah
6. Masyarakat termotivasi untuk memperoleh transfer pengetahuan dan memanfaatkan SMK menjadi pusat pendidikan dan pelatihan masyarakat.
7.Adanya kolaborasi antara pihak sekolah dan petani tradisional dalam mengembangkan pertanian dan     perkebunan.
8. Warga sekolah, orang tua siswa, masyarakat, PPL akan melakukan aktivitas usaha bersama dalam mengelola lahan pertanian dan perkebunan, yang saling menguntungkan.

Dengan pola pengelolaan pendidikan melibatkan secara langsung  masyarakat dengan sistem manajemen terbuka dan transfaran SMKN Sebatik Barat diharapkan kedepan menjadi sentral pembangunan pendidikan masyarakat khususnya di Kecamatan Sebatik Barat dan umumnya masyarakat sekiatarnya.  Dengan berinteraksi SMKN Sebatik Barat secara internal dan eksternal (lingkungan sekitarnya) akan terjadi perubahan perilaku warga sekolah dan masyarakat terhadap kearifan pengelolaan kekayan alam sekiatarnya.

B. ASPEK HUKUM DAN KEBIJAKAN
Berbicara tentang pendidikan tidak terlepas dari bebepa peraturan perundang-undangan yang melandasi konsep partisipatif masyarakat antara lain :
1.Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.
2. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2009 tentang Badan Hukum Pendidikan
3. Peraturan pemerintah Nomor 19 Tahun 2006  Tentang  Standar nasional pendidikan.
4. Peraturan Menteri  Nomor 22 Tahun 2006  Tentang Standar isi
5. Peraturan Menteri  Nomor 23 Tahun 2006  Tentang Standar Proses
6. Peraturan Menteri  Nomor 24 Tahun 2006  Tentang  Pelaksanaan Permen No 22 dan 23

Dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional  pada Bab I  Pasal 1 dan ayat 16  menyatakan  Pendidikan berbasis masyarakat adalah penyelenggaraan pendidikan berdasarkan kekhasan agama, sosial, budaya, aspirasi, dan potensi
masyarakat sebagai perwujudan pendidikan dari, oleh, dan untuk masyarakat.   Dari  isi  undang-undang tersebut yang menitik beratkan pengelolaan pendidikan dengan melibatkan masyarakat  dengan meoptimalkan keunggulan lokal.  Peran serta masyarakat juga diatur  dalam Bab IV Hak dan Kewajiban warga Negara, Orang Tua, Masyarakat dan Pemerintah yaitu pada bagian ketiga Pasal 8 Masyarakat berhak berperan serta dalam perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi program pendidikan  dan  Pasal 9 Masyarakat berkewajiban memberikan dukungan sumber daya dalam penyelenggaraan pendidikan.

B. PRINSIP-PRINSIP PENGELOLAAN PENDIDIKAN SMKN SEBATIK BARAT
Prinsip dasar dalam pengelolaan Pendidikan dengan Partisipasi Masyarakat yaitu :
1. Aktor utama adalah warga sekolah dengan melibatkan peran serta masyarakat.
2. Pengelolaan pendidikan dikontrol langsung baik warga sekolah maupun  masyarakat dalam hal kegiatan praktek lapangan,  untuk  mewujudkan  proses pembelajaran  usaha anak didik baik jangka pendek maupun  proses pembelajaran  usaha  Jangka     panjang   dan membentuk jati diri anak didik menjadi calon juragan (calon wira  usaha).
3. Bukan hanya orang tua siswa yang menyiapkan lahan pengembangan usaha namun masyarakat diharapkan ikut serta  menyiapkan lahan usaha bersama, dengan pengelolaan secara bersama-sama
    yang saling menguntungkan
4. Warga sekolah bersama masyarakat mengupayakan memperoleh bibit tanaman buah semusim dan Hortikultura sebagai usaha jangka pendek dan komoditi perkebunan unggulan selain sawit seperti budidaya durian muntuk, karet, kakau, kopi, lada, dan sebagainya yang merupakan usaha   jangka panjang.
5. Warga sekolah, Masyarakat dan orang tua siswa menyiapkan Modal usaha bersama, dengan Memanfaatkan bantuan  dan  bekerjasama  dengan  pemerintah terkait, investor dan perusahaan sekitarnya atas fasilitator SMK    dan  pemerintah kecamatan.
6. Keterbukan  dalam setiap kegiatan
7. Keterbukaan pihak sekolah dalam penyusunan RAPBS
8. Meminta saran dari masyarakat dalam  menyusun Rencana Pengembangan SMKN Sebatik Barat
9. Pelaporan penggunaan anggaran melibatkan masyarakat termasuk komite sekolah.
10.Masyarakat dilibatkan dalam monitoring dan evaluasi perencaaan, pelaksanaan dan hasil yang dicapai dalam kegiatan pembelajaran, terutama peningkatan kompetensi anak didik.

Hikmah yang dapat diambil dari sistem pendidikan berbasis masyarakat, antara lain :
1. Masyarakat mengetahui kebutuhan sekolah
2. Masyarakat Ikut membantu sekolah dalam mencari dan melakukan solusi permasalahan kebutuhan     sekolah
3. Rasa kepercayaan untuk memilki.
4. Rasa kepercayaan untuk mencapai visi dan misi sekolah
5. Ikut mendukung terwujudnya kondisi anak didik yang diharapkan dimasa akan datang
6. Komunikasi dan pembinaan SMK dan masyarakat berjalan secara berkelanjutan
7. Bersama masyarakat ikut menciptakan pasar (produk siswa yang unggul)
 C. SISTEM PENGELOLAAN PENDIDIKAN
Sistem pengelolaan pendidikan, menawarkan secara teknis sangat sederhana dan mudah diimplementasikan oleh masyarakat khususnya orang tua peserta didik. Kegiatan pembelajaran dilapangan (praktek lapangan perlu adanya kontrol dan pengawasan bersama).
Kegiatan ini memaksimalkan peningkatan mutu keahlian peserta didik dan membiasakan diri untuk melakukan kegiatan dilapangan secara rutin sesuai waktu yang telah ditentukan.
Pendidikan diperoleh peserta didik di sekolah akan diterapkan langsung di rumah dan dijadikan suatu usaha. Usaha yang dimaksud dibedakan menjadi dua sesuai dengan kompetensi (ketrampilan) yang diperoleh di sekolah yaitu  1) usaha jangka pendek 2)usaha janhgka panjang.
1) Usaha jangka pendek, adalah salah satu pengembangan muatan lokal, dapat berupa budidaya buah  semusim dan hortikultura seperti budidaya sayur-sayuran, tomat lombok, buah melon, semangka,    palawija, pengolahan hasil pertanian menjadi bahan siap saji, pengolahan hasil perikanan dan sebagainya.
     Peserta didik baik secara individu maupun kelompok menciptakan suatu usaha.  Secara kolektif SMK akan menciptakan pasar dengan mengembangkan unit produksi dengan jeli membaca kebutuhan  masyarakat dan perusahaan-perusahaan disekitarnya.
     Diharapkan sejak dini peserta didik telah tertanam jiwa ber wira usaha,  memilki usaha sendiri dan   nantinya setelah mengenyam pendidikan di SMK peserta didik telah mempunyai usaha sendiri dan  siap untuk mengembangkan. Tidak mustahi suatu saat nanti lulusan SMK Sebatik Barat akan menjadi  juragan kecil melayani masyarakat sekitarnya.

2).Usaha Jangka panjang adalah salah satu pengembangan kompetensi kejuruan yang diperoleh anak  didik selama mengenyam pendidikan di sekolah, selain perkebunan sawit yang telah dimilki oleh  warga  Sebatik Barat  diharapkan setiap anak didik juga mempunyai usaha lain berupa komoditi perkebunan unggulan. Komoditi perkebunan unggulan nantinya
disesuaikan kebtuhan pasar kedepan. Komoditi    tersebut  Dapat   berupa buah tahunan kopi, durian, lada, koko dan lain sebagainya. Diharapkan    kedepan    menjadi satu keunggulan lokal.
    Dengan konsep pendidikan berbasis masyarakat, pihak sekolah dan masyarakat bersama-sama   menyiapkan lahan budidaya komoditi perkebunan unggulan.
     Setiap Peserta didik  secara individu maupun kelompok begitu juga dengan masyarakat bersama-sama menciptakan suatu  usaha jangka   panjang   memanfaat lahan sekolah maupun lahan usaha     warga untuk memilki perkebunan komoditi unggulan.
    Dalam waktu 4 tahun kedepan, kecamatan Sebatik Barat diharapkan mempunyai suatu produk unggulan  dengan sendirinya terjadinya peningkatan ekonomi masyarakat dan menambah peningkatan pendapat    asli daerah.

 D. PENDEKATAN MASYARAKAT  DALAM PROSES PEMBELAJARAN
Proses pengelolaan pendidikan berbasis masyarakat  diharapkan model pengelolaan pendidikan yang berkesinambungan dan tersistem.
1. Pengenalan Program
Koordinasi, penyampaian tujuan, visi, misi dan hasil yang diharapkan kepada masyarakat merupakan satu hal pokok yang sangat penting dan perlu menjadi perhatian masyarakat sebelum memulai pelaksanaan pendidikan SMKN 1 Sebatik Barat, diharapkan nantinya akan menemukan satu persepsi kedepan terhadap target lulusan peserta didik yang diingini masyarakat.
Hal tersebut dilakukan agar program yang direncanakan tidak menimbulkan permasalahan baru berupa penekanan tingkat pemberdayaan lulusan di masyarakat. Berdampak fatal jika tidak terjadi perubahan pada lulusan SMK dalam menekan angka pengangguran. Dengan mengetahui keinginan masyarakat, mengetahui sosial budaya maka akan lebih mudah mengatur strategi melaksanakan program berdampingan (bersama) dimasa akan datang.

2. Melakukan pendekatan perorangan dan kelembagaan kepada tokoh masyarakat, aparat desa dan pemerintahan kecamatan
Pendekatan ini sangat penting sekali mengingat perjalanan proses pembelajaran akan terjadi bukan hanya di sekolah melainkan juga diluar sekolah (di masyarakat). Dengan pendekatan perorangan dan kelembagaan untuk dapat dukungan dan melibatkan stakeholder, PPL perkebunan dan petani tradisional sebagai dampingan proses dilapangan untuk mengembangkan program yang sudah ditentukan. Dukungan tokoh masyarakat ini biasanya akan memperlancar proses pendampingan, karena masyarakat pedesaan mempunyai ketergantungan yang sangat tinggi terhadap tokoh masyarakat dan pemerintahan

3. Hidup berdampingan antara Warga SMKN 1 Sebatik Barat dengan masyarakat
Menyatu dan meleburkan diri bersama masyarakat sangat membantu pendampingan untuk memahami lebih dalam program pembelajaran yang ingin dilaksanakan. Selain itu warga sekolah dengan intensif menanamkan rasa kepercayaan, bahwa keberhasilan pendidikan ini adalah untuk mengubah perilaku peserta didik menjadi generasi yang bermanfaat dan berpartisipasi dalam pembaNgunan, untuk diri sendiri, keluarga,  masyarakat bangsa.

4. Melakukan pengkajian potensi
Melakukan pengkajian potensi kondisi pedesaan  yang dimilki di masyarakat sebagai faktor pendukung proses pendidikan merupakan upaya menggali informasi tentang segala potensi yang ada sebagai landasan partisifatif, kemudian diharapkan dengan adanya potensi dapat diberdayakan untuk peserta didik. Potensi yang diharapkan dapat berupa lahan usaha, petani yang berhasil membudidayakan tanaman dan sebagainya.
Dari informasi yang telah dikumpulkan  akan diseminarkan atau dilokakaryakan pada warga sekolah, untukmenyusun rencana tindak lanjut pembelajaran  pengembangan komoditi perkebunan oleh taruna tani.

5. Lokakarya Sekolah (LS) / Seminar Sekolah
a. Melengkapi informasi yang diperoleh
b. bahan menyusun dan membuat rencana kegiatan taruna tani.
c. Memfasilitasi guru dan taruna tani  untuk mengantisifasi mengatasi permasalahan yang dihadapi

Hasil yang diperoleh dai LS adalah rencana kegiatan pembelajaran peningkatan kompetensi keahlian peserta didik, dengan mengutamakan skala prioritas kegiatan.
Dalam proses penyusunan rencana, harus benar-benar mampu bermakna sebagai proses pembelajaran anak didik sebagai bagian dari masyarakat untuk membedakan keinginan dan kebutuhan yang terjadi di masyarakat (petani). Hal ini menjadi sangat penting tersusun rencana yang merupakan suatu kebutuhan, rencana yang sebenarnya akan ingin dilaksanakan dan dicapai  menjadi suatu strategis dan  menjawab permasalahan di tengah masyarakat.

6. Rencana tindak lanjut
Rencana tindak lanjut meliputi penyusunan rencana strategis pengembangan pendidikan kedepan, akan ada satu kesepakatan pihak sekolah, komite sekolah, masyarakat, perangkat desa pemerintah kecamatan dan melibatkan dunia usaha dan indistri yang ada diwilayah tersebut.
Mengingat keterbatasan yang dimilki sekolah maka diharapkan adanya dukungan berbagai aspek untuk memenuhi tingkat pelayanan kebutuhan pendidikan.
Rencana tindak lanjut meliputi  penyusunan langkah kerja meliputi manajemen pelaksanaan kegiatan yang telah disepakati dalam diskusi bersama, trmasuk pembentukan taruna  tani, proposal yang akan diajukan ke dinas terkait seperti dishutbun.

7. Pembentukan Taruna Tani
Pembentukan taruna tani dilakukan oleh pemuda tani yaitu siswa dan alumni SMKN 1 Sebatik Barat dengan arahan guru produktif sebagai penanggung jawab kegiatan, karena pada dasarnya mereka mereka sangat mengenal karakteristik dari tujuan pencapaian kompetensinya dengan demikian diharapkan program yang akan dilaksanakan  dapat berjalan sesuai dengan harapan. Pembentukan taruna tani untuk mempermudah proses pembelajaran  dan pendampingan dengan kelompok tani yang ada di masyarakat.
Pelaksanaan pengorganisasian ini sedapat mungkin mengarah kepada persepektif Gender dengan melibatkan laki-laki dan perempuan dalam setiap kegiatan yang akan dilaksanakan. Selama ini peran perempuan dalam sektor pertanian  kurang dilibatkan dalam pengembangan sector pertanian.

8. Penyuluhan dan bimbingan
Sistem budidaya perkebunan dan pertanian yang dikembangkan oleh masyarakat Sebatik dengan didampingi oleh penyuluh lapangan dibawah BPPPK Kecamatan sebatik, diharapkan akan dapat berdampingan dengan guru SMKN 1 Sebatik dalam membimbing peserta didik, diharapkan secara perlahan warga sekolah dapat mengadopsi system pengolahan pertanian yang secara mendasar telah dimiliki oleh masyarakat. Kegiatan pendampingan ini akan dilaksanakan satu kali kunjungan (pertemuan bersama) pada kelompok tani dalam dua minggu dan pelaksanaan praktek lapangan selama tiga bulan dalam satu tahun pelajaran.
Bahan penyuluhan dan bimbingan kepada peserta didik diwilayah pertanian masyarakat disesuaikan dengan kondisi riil petani mulai penyiapan lahan, bibit, perawatan, penggunaan pupuk, panen dan paska panen.

9. Uji Coba Peserta Didik bersama guru, kelompok tani dan PPL
Ketika peserta didik dibekali dengan konsep dan pengetahuan serta ketrampilan bidang pertanian tahap berikutnya yang perlu dikembangkan adalah uji coba (penelitian) pada grendhouse sekolah dengan difasilitasi oleh guru produktif, kelompok tani dan PPL.

Dalam tahap ini hal penting yang perlu diperhatikan adalah  proses pembelajaran dilakukan secara berkelompok dengan melakukan suatu tindakan perlakukan pada proses pertanian yang berbeda. Sehingga diharaapkan hasil perlakuan yang berbeda terhadap proses pertanian akan menghasilkan unggulan  yang efektif dan seefisien mungkin dari hasil pertanian tersebut.
Taruna  tani akan mencatat proses tersebut  dan nantinya akan dapat membandingkan antar kelompok. Cara membandingkan ini dilakukan dengan berbagai cara alternatife cara yang dilakukan antara lain :
  1. Setiap kelompok (taruna) tani dibimbingkan dan diarahkan melakukan dua pola yang berbeda nanti hasil akhirnya akan dibandingkan. Misalnya :
1.      Membuat plot menggunakan system tradisional
2.      Membuat plot dengan Kontrol (perlakuan)
  1. Taruna tani diarahkan untuk melakukan system manajemen penelitian  yaitu berupa pola catatan, pengamatan. Hasil pencatatan secara periodic akan dianalisis bersama-sama baik taruna tani, guru, kelompok tani dan PPL sehingga secara bersama-sama akan mengetahui perbedaan perkembangan tanaman di masing-masing plot dan akhirnya akan mengetahui kelebihan dan kekurangan. Dengan adanya kegiatan ini diarahkan taruna tani mampu menyerap pembelajaran diharapkan  menjadi taruna tani  peneliti atau peneliti bidang pertanian dimasa mendatang.


10. Pembentukan Tim Monitoring Kegiatan Sekolah
Pembentukan komite sekolah tersebut sedapat mungkin melibatkan tokoh masyarakat karena pada dasarnya mereka lebih mengenal karakteristik dari masing-masing anggota masyarakatnya. Pembentukan komite sekolah tersebut dengan pertimbangan untuk mempermudah proses pembelajaran baik didalam sekolah maupun diluar sekolah.

11. Pelaksanaan Monitoring dan evaluasi
Dalam tahap ini masyarakat (komite sekolah) perlu diajak bersama-sama melakukan kegiatan monitoring dan evaluasi untuk mengetahui sejauhmana perkembangan peserta didik, masalah,
maupun keberhasilan. Kegiatan ini sangat penting sekali agar pemecahan masalah dapat

dilakukan secara bersama-sama. Monitoring dilakukan secara intensif oleh pendidik dan masyarakat dampingan, peran serta pendamping akan di kurangi ketika para pendidik dan  peserta didik sudah mampu  melaksanakan program yang diinginkan.
Penyebaran pembelajaran budidaya pertanian dan perkebunan pada lahan sekolah dan masyarakat yang dilkukan peserta didik,  kolaborasi  pembimbingan dan pengamatan secara langsung antara  guru produktif SMK, kelompok tani dan PPL sangat menyentuh kebutuhan masyarakat yang dibutuhkan dalam pengembangan pertanian. Dalam setiap kunjungan secara intensif pendidik,  pendampingan dan peserta didik saling diskusi memcahkan maslah yang dihadapi. Selain itu kunjungan tersebut memberikan semangat dan dorongan bagi peserta didik dan pendampingan  untuk selalu belajar sekaligus sebagai transformasi informasi pengetahuan. Dengan kegiatan ini peserta didik dapat belajar dengan petani tradisional yang telah berhasil dan pendidik (Guru pertanian) dan PPL tentang metode-metode mengenai sistem budidaya pertanian.
Selain itu antara taruna tani (kelompok ) peserta didik akan saling melakukan kunjungan belajar untuk melihat secara langsung praktek yang terjadi di lapangan, sehingga peserta didik dapat membandingkan keberhasilan dan kegagalan sistem budidaya pertanian yang dikembangkan yang menjadi sasaran kunjungan budidaya pertanian yang telah dikembangkan peserta didik.

12. Pemantapan Jati Diri Peserta Didik
Ketika peserta didik sudah mulai mengadopsi atau menerapkan sistem pertanian berkelanjutan, proses pembentukan wirausahawan peserta didik akan dibentuk. Proses pembelajaran ini dapat dikatakan berhasil bila peserta didik  mampu menerapkan secara berkelanjutan. Peserta didik dapat mengasilkan suatu produk pertanian yang mempunyai nilai jual. Pihak sekolah bersama masyarakat akan mencari strategi mengkondisikan peserta didik sebagai pelaku usaha.
Pihak sekolah dan masyarakat memfasilitasikan untuk dapat bekerjasam dengan pihak lain baik secara internal maupun internal seperti dunia usaha dan industri, pemerintah desa, pemerintah kecamatan, bersama-sama menciptakan pasar dan menyalurkan hasil prduksi peserta didik.
Peserta didik diharapkan dapat berinteraksi langsung dengan dunia usaha dengan mengembangkan unit produksi dan koperasi. Dengan demikian akan memudahkan tumbuhnya jiwa wira usaha peserta didik selama mengenyam pendidikan di SMK.

E. PENGEMBANGAN  PERTANIAN DAN PERKEBUNAN BERSAMA MASYARAKAT

Dibeberapa desa dan wilayah baik Sebatik Barat maupun Sebatik Induk, budidaya pertanian dan perkebunan  banyak dilakukan didaerah dataran tinggi. Lokasi ini dipilih  tanahnya sangat subur dan dekat dengan lokasi tempat tinggal mereka. Lokasi budidaya yang lain biasa digunakan masyarakat adalah daerah dataran rendah yang datar dekat dengan sumber air.
Dengan cara budidaya yang maju , produktivitas pertanian juga relatif tinggi. Jika kita bandingkan dengan masyarakat pada kecamatan lain yang ada di luarv pulau Sebatik, sistem budidaya pertanian yang dikembangkan masih sangat tradisional pada peningkatan produktivitas hanya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan belum menuju pada pemasaran  yang luas.
Dengan kondisi seperti inilah melalui pendidikan berbasis masyarakat sebagai  proses pendampingan, akan terjadi komunikasi warga sekolah, masyarakat  dalam transfer pengalaman dan pengetahuan.
Sebelum tahun 1990, budidaya pertanian dan perkebunan kurang diminati dan ada kelompok warga yang tidak pernah melakukannya. Masyarakat lebih tertarik dengan usaha dagang ke

Malaysia dan  penebangan kayu yang menghasilkan uang dalam jumlah banyak dalam waktu singkat. Kondisi politik dan kondisi hutan pada saat itu masih memungkinkan untuk kesempatan bagi masyarakat memperolah penghasilan yang melimpah. Namun saat ini kondisi sudah jauh berbeda, maka sudah saatnya melalui pendidikan SMK inilah akan mengubah pola pikir generasi muda yaitu peserta didik untuk memanfaatkan lahan dalam budidaya pertanian dan perkebunan.
Perlu adanya pendekatan persuasif secara intensif, untuk mengajak bersama-sama secara berdampingan mengolah lahan yang belum dimanfaatkan.

F. GREND HOUSE
Grand house milik sekolah sebagai tempat penelitian pertumbuhan bibit komoditi dan sebagai tempat melakukan persiapan media untuk pembibitan salah satunya berupa polybag berupa plastik berisi tanah humus. Beberapa perlakuan penyemaian bibit agar cepat pertumbuhannya kemudian hasil penyemaian akan disiapkan untuk ditanam pada lahan yang telah disediakan, baik itu dilahan sekolah maupun dilahan milik siswa dan warga.


 G. SISTEM PENGOLAHAN LAHAN
Dengan mempertimbangkan kondisi lahan dan potensi lahan yang ada, model budidaya tanaman dikembangkan sebagai berikut :
a. Sistem Petak Tanaman agro (jangka pendek) dan tanaman komoditi (jangka panjang)
Dimana setiap sela tanaman keras (komoditi perkebunan pilihan : durian, kopi dsb) merupakan petak tanaman semusim, tanaman keras merupak titik jalur petak. Sistem ini dinamakan pola tanaman tumpangsari. Pada sistem ini, penyiapan lahan dilakukan dengan pembersihan total keseluruhan areal kebun, kemudian dilakukan penataan petak.
b.Sama dengan poin a di atas tumpangsari pada tanaman Sawat, namun titik petak tidak berada simetris pada pohon sawit.
c. Sistem petak jalur tanaman
Sistem ini dikhususkan pada usaha jangka pendek yaitu pada agro pertanian, pada sistem ini penanaman jenis tanaman tidak dilakukan dengan tumpangsari, melainkan dengan sistem pembagian petak untuk setiap jenis tanaman. Dengan melakukan pembersihan lahan secara total.

H. PEMASARAN HASIL PRODUKSI
Sebagai gambaran pemasaran hasil pertanian masyarakat, dilakukan oleh petani sendiri dan pengumpul lokal pada umumnya kegiatan pemasaran telah dilakukan oleh warga eks Transmigrasi pada tingkat lokal, desa tetangga, dan perusahaan sekitarnya.
Harga produksi pertanian selama ini masih ditentukan oleh pedagang pengumpul dan selisihnya cukup jauh. Karena hasil produksi sangat terbatas (minim)
Sejalan dengan itu perlu adanya suatu konsep pemasaran hasil produk siswa dan masyarakat pendampingan  kedepan berupa hasil pertanian  yang maksimal dengan pertimbangan jumlah barang produksi terbatas (sedikit) tidak akan dapat dipasarkan, sebaliknya jumlah produksi maksimal dapat dipasarkan sendiri tanpa melalui pedagang pengumpul. Oleh karena itu untuk memenuhi kebutuhan masyarakat lokal dan didistribusikan ke perusahaan sekitarnya bahkan keluar daerah seperti Kecamatan Lumbis, Kabupaten Malinau bahkan ke Nunukan, dengan melakukan sendiri tanpa diberikan pada pihak kedua. Peserta didik dilatih melakukan suatu aksi pasar tersebut dengan menghidupakan unit produksi  SMK Sebatik Barat sejenis koperasi sekolah.


II  HASIL PENERAPAN PEMBELAJARAN SMKN SEBATIK BARAT
    
  1. DAMPAK SOSIAL INDIVIDU PESERTA DIDIK DAN MASYARAKAT DIHARAPKAN :
  1. Peserta didik setelah menerima ilmu dan kompetensi keahlian terbantu mengimplementasikan dalam kehidupan.
  2. Terwujudnya pembentukan jati diri siswa sebagai calon wira usaha
  3. SMKN Sebatik Barat dijadikan media berinteraksi untuk saling tukar menukar informasi, pengetahuan dan pengalaman oleh warga sekolah, orang tua peserta didik dan masyarakat dalam mengembangkan pertanian dan perkebunan.
  4. Peserta didik dan masyarakat akan termotivasi untuk lebih meningkatkan usaha tani sebab sektor pertanian apabila berhasil dapat menjadi sumber mata pencahrian hidup sehingga dapat terwujudnya kesejahteraan sosial.
  1. Dengan penerapan pendampingan ini, diharapkan kolaborasi petani tradisional dengan guru SMK yang memilki kompetensi keahlian pertanian, akan saling membagi pengalaman dan pengetahuan dalam peningkatan produktivitas dengan pengolahan lahan dengan teknologi
  2. Adanya pengetahuan penggunaan bahan kimia dan buatan pada pertanian

  1. DAMPAK EKONOMI  INDIVIDU PESERTA DIDIK DAN MASYARAKAT DIHARAPKAN :

  1. Usaha jangka pendek, setiap peserta didik individu atau kelompok diwajibkan mempunyai usaha budi daya pertanian sendiri baik lahan sendiri maupun dilahan masyarakat. Kegiatan ini dijadikan rutinitas, untuk memperoleh nilai pencapaian ketuntasan minimal sebagai syarat kenaikan kelas.
  2. Peserta didik bersama-sama masyarakat melakukan pemasaran produksi pertanian melalui unit produksi SMKN Sebatik Barat, dengan bagi hasil yang saling menguntungkan. Hal ini secara langsung berpengaruh meningkatkan pendapatn masyarakat termasuk didalamnya adalah  peserta didik.
  3. Dengan adanya kolaborasi Sekolah dan masyarakat tradisional, masyarakat dapat menekan biaya produksi, karena teknik penggunaan bahan-bahan bersifat organik mudah dilakukan dan tersedia dilapangan.  Termasuk bahan pestisida, pupuk dan sebagainya.
  4. Peningkatan pemanfaatan lahan tumpangsari milik warga, merupakan sitem pertanian yang efektif dan efisien.

Tidak ada komentar: