Sabtu, 04 Juni 2011

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENDIDIKAN SMKN 1 SEBATIK BARAT Oleh :M.GAFUR

 
Tulisan ini menekan pada Pemahaman Konsep bersifat umum.  Konsep yang di kenukakan pada tulisan blogspot  sebelumnya sebagai konsep dasar pengelolaan SMKN 1 Sebatik Barat.

Disini kami akan lebih menjelaskan secara umum Partisipasi Masyarakat dalam pengelolaan SMKN Sebatik Barat.
Pengantar. Dalam mengelola sekolah menengah kejuruan  sepatutnya kita mulai merenungkan capaian tujuan pendidikan yang telah kita rumuskan sebgai cita-cita sekolah yang tertuang dalamVISI  dan MISI yaitu  kesiapan peserta didik di dalam kehidupannya kelak.  Apakahyang telah kita laksanakan dalam pembelajaran  telah sejalan dengan apa yang tersirat dan tersurat dalam KURIKULUM-nya SMKN 1 SEBATIK ?   Atau, malah sebaliknya, adalah  kegagalan dalam mempesiapkan anak didik menuju kearah siap dalam persaingan global dunia usaha dan dunia kerja.

Dari tahun 2009 Pemerintah Daerah melalui Sekretaris Daerah, telah menyebutkan bahwa mulai tahun 2009, anggaran untuk pendidikan dipenuhi sebanyak 20% dari APBD. Jika benar  Itu artinya, segala hal yang terkait dengan pengembangan pendidikan telah diupayakan oleh pemerintah daerah.   Cuma sayang sekali untuk SMA/SMK hampir 1 : 5 bantuan BOSDA Nunukan dibandingkan dengan Provinsi.  Mungkin Penuhan anggaran pendidikan sebesar 20 % dari APBD,  dengan skala prioritas untuk wajib belajar 12 Tahun yaitu SD dan SMP.  Harapan kami kedepan untuk APBD Nunukan, akan mewujudkan 20% persen dari APBD akan mengimbangi perbandingan bantuan PROVINSI dan KABUPATEN.
Namun demikian, jika  terpenuhinya anggaran pendidikan sebesar 20 %  tidaklah  serta merta menjawab persoalan-persoalan yang berkaitan dengan peningkatan kualitas atau tujuan pendidikan di suatu sekolah akan terwujud,  apalgi sekolah KEJURUAN (SMK).

Boleh jadi jawabnya, bagi sebagian besar yang setuju akan  dengan  besaran anggaran pendidikan itu, dapat menjawab soalan sekolah  berhubungan dengan pencapaian tujuan suatu sekolah.  Lain halnya, bagi sekolah kejuruan jika manajemennya kepemimpinannya tertutup  dan tidak mempunyai konsep pengelolaan yang jelas  yang cenderung tidak  akan dapat menjawab persoalan.

Persoalan-persoalan ini menyebabkan pemborosan investasi yang besar dalam pendidikan.
Jika demikian adanya, bagaimana harus memulainya untuk meningkatkan kualitas pendidikan yang dapat menjawab persoalan peningkatan kesejahteraan rakyat setelah peserta didik mengenyam pendidikan. Untuk dapat keluar dari persoalan itu, setidaknya semua pihak perlu menyadari bahwa katakan lah masalah dana telah terpenuhi apakah serta merta dapat menjalankan program pendidikan yang berkualitas.  Di mulai dari menyiapkan  kurikulum yang sesuai dengan tuntutan dunia yang semakin cepat berubah. Demikian halnya,  pendidikan dan latihan yang  dapat langsung menjawab kebutuhan masyarakat yang sejalan dengan tuntutan kemajuan dunia usaha dan dunia kerja khusus SMK.


Oleh karena itu, di tengah situasi yang serba dilematis tersebut, seyogyanya,  pemerintah memberikan  kebijakan pendidikan tidak terpengaruh  oleh opini pengembangan kualitas pendidikan hanya sebatas oleh terpenuhinya anggaran pendidikan yang 20 % dari APBD,  tetapi lebih melihat telah seberapa besar peserta didik melalui SEKOLAH KEJURUAN yang dipersiapkan untuk menciptakan usaha dan dunia kerja. Tentunya dengan melibatkan masyarakat untuk  memikirkan dan mengembangkan  pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan saat ini dan masaakan datang.

PARTISIPASI MASYARAKAT

Partisipasi adalah proses aktif dan inisiatif yang muncul dari masyarakat serta akan terwujud sebagai suatu kegiatan nyata apabila terpenuhi oleh tiga faktor pendukungnya yaitu: (1) adanya kemauan, (2) adanya kemampuan, dan (3) adanya kesempatan untuk berpartisipasi. 
Perpartisipasi masyarakat dari masyarakat untuk masyarakat yang dalam hal ini dimaksudkan orang tua peserta didik, kelompok Tani, stakeholder, PPL dan bahkan TARUNA TANI  bentukan sekolah yang anggotanya adalah alumni SMK dan peserta didik  sebagai  satu ikatan pada lembaga swadaya masyarakat, sedangkan kesempatan berpartisipasi datang dari pihak luar yang memberi kesempatan untuk berperan serta seperti  DISHUTBUN D  dll,  yang dimaksud ini adalah pihak pemerintah. Apabila ada kemauan tetapi tidak ada kemampuan dari pihak luar yang dalam hal ini masyarakat, pendampingan tetap berjalan dalam  pengelola perkebunan mulai pembibitan, peneneman, perwatan sampai dengan panen,  kegiatan pendampingan diutamakan untuk  peningkatan kompetensi keahlian peserta didik dalam mempersiapkan lulusan menjadi masyarakat yang tangguh mampu memecahkan permasalahan dalam kehidupan. 
Demikian halnya dengan partisipasi masyarakat dalam pengembangan pendidikan,  pemerintahan daerah khususnya Dinas-dinas terkait perlu memberikan ruang atau kesempatan kepada masyarakt untuk berpatisipasi. Namun demikian, kesempatan untuk berpartisipasi itu pun perlu pembatasan dalam hal lingkup apa, seluas mana, melalui cara bagaimana, seintensif mana, dan dengan mekanisme bagaimana.
Dalam tataran partisipasi masyarakat yang terkait dengan bidang kompetensi  peserta didik dan peningkatan produktifitas hasil perkebunan. Contoh sekolah KEJURUAN   yang dikelola oleh  Malaysia tepatnya sekolah kejuruan di Muhibah Tawau,  seluruh jenjang kejuruan  diselenggarakan secara nasional. Ini artinya,  mulai peringkat satu  hingga pendidikan akhir  dilakukan menekankan peningkatan kompetensi peserta didik sesuai dengan dunia kerja dan usaha baik milik pemerintah maupun swasta namun BURSA KERJA DAN USAHA  tetap difasilitasi oleh  pemerintah.
Terkait dengan pengalaman negara tetangga ,  SMKN 1 Sebatik Barat akan mempersiapkan kurikulum sesuai dengan kebutuhan masyarakat pada dunia usaha dan dunia kerja dengan menanamkan sejak awal  partisipasi masyarakat.  Peran masyarakat dalam hal ini  untuk kepentingan inovasi dan kreativitas peserta didik.



Jumat, 03 Juni 2011

PROSPEK DAN ARAH PENGEMBANGAN AGRIBISNIS DI SEBATIK KALTIM oleh : M.Gafur.

KAKAO BAPAK MUSLIMIN WARGA DESA PADA IDI SEBATIK NUNUKAN
Merupakan mayarakat dampingan SMKN 1 Sebatik Barat pada kegiatan PRAKERIN 2011

PENDAHULUAN

Dalam pengelolaan komoditi perkebunan Kakao yang dilakukan masyarakat, dimanfaatkan oleh SMKN 1 Sebatik untuk menjalin kerjasama dalam pengelolaan sebagai proses pembelajaran peningkatan kompetensi siswa.  Kolaborasi  dalam pembelajaran ini antara SMK, Petani dan PPL merupakan model manajemen SMKN 1 Sebatik untuk memaksimalkan peningkatan kompetensi peserta didik.

Salah satu jenis komoditi perkebunan unggulan yang dikembangkan sejak kurang lebih 12 tahun yaitu Kakao. Tanaman Kakao merupakan tanaman perkebunaan berprospek menjanjikan, karena nilai jualnya sangat tinggi pada pasar TAWAU MALAYSIA.  Tetapi jika manajemen dikelola dengan baik maka hasil yang diharapkan juga sangat baik. Misalnya dengan mempelajari faktor tanah yang semakin keras dan miskin unsur hara terutama unsur hara mikro dan hormon alami, faktor iklim dan cuaca, faktor hama dan penyakit tanaman, serta faktor pemeliharaan lainnya semua harus  diperhatikan sehingga akan berdampak pada tingkat produksi dan kualitas hasil.
BPPPK Sebatik (badan penyuluhan pertanian peternakan dan perkebunan kecamatan) Sebatik telah  berusaha membantu  petani kakao agar mampu meningkatkan produktivitasnya agar dapat bersaing di era globalisasi dengan program peningkatan produksi secara kuantitas dan kualitas, berdasarkan konsep kelestarian lingkungan (Aspek K-3).
 
1. Persiapan Lahan
- Bersihkan alang-alang dan gulma lainnya
- Gunakan tanaman penutup tanah (cover crop) terutama jenis polong-polongan seperti Peuraria javanica, Centrosema pubescens, Calopogonium mucunoides & C. caeraleum untuk mencegah pertumbuhan gulma terutama jenis rumputan
- Gunakan juga tanaman pelindung seperti Lamtoro, Gleresidae dan Albazia, tanaman ini ditanam setahun sebelum penanaman kakao dan pada tahun ketiga jumlah dikurangi hingga tinggal 1 pohon pelindung untuk 3 pohon kakao (1 : 3)

2. Pembibitan
- Biji kakao untuk benih diambil dari buah bagian tengah yang masak dan sehat dari tanaman yang telah cukup umur
- Sebelum dikecambahkan benih harus dibersihkan lebih dulu daging buahnya dengan abu gosok
- Karena biji kakao tidak punya masa istirahat (dormancy), maka harus segera dikecambahkan
- Pengecambahan dengan karung goni dalam ruangan, dilakukan penyiraman 3 kali sehari
- Siapkan polibag ukuran 30 x 20 cm (tebal 0,8 cm) dan tempat pembibitan
- Campurkan tanah dengan pupuk kandang (1 : 1), masukkan dalam polibag
- Sebelum kecambah dimasukkan tambahkan 1 gram pupuk TSP / SP-36 ke dalam tiap-tiap polibag
- Benih dapat digunakan untuk bibit jika 2-3 hari berkecambah lebih 50%
- Jarak antar polibag 20 x 20 cm lebar barisan 100 cm
- Tinggi naungan buatan disesuaikan dengan kebutuhan sehingga sinar masuk tidak terlalu banyak
- Penyiraman bibit dilakukan 1-2 kali sehari
- Penyiangan gulma melihat keadaan areal pembibitan
- Pemupukan dengan N P K ( 2 : 1 : 2 ) dosis sesuai dengan umur bibit, umur 1 bulan : 1 gr/bibit, 2 bulan ; 2 gr/bibit, 3 bulan : 3 gr/bibit, 4 bulan : 4 gr/bibit. Pemupukan dengan cara ditugal
- Siramkan POC NASA dengan dosis 0,5 - 1 tutup/pohon diencerkan dengan air secukupnya atau semprotkan dengan dosis 4 tutup/tangki setiap 2-4 minggu sekali
- Penjarangan atap naungan mulai umur 3 bulan dihilangkan 50% sampai umur 4 bulan
- Amati hama & penyakit pada pembibitan, antara lain ; rayap, kepik daun, ulat jengkal, ulat punggung putih, dan ulat api. Jika terserang hama tersebut semprot dengan PESTONA dosis 6-8 tutup/tangki atau Natural BVR dosis 30 gr/tangki. Jika ada serangan penyakit jamur Phytopthora dan Cortisium sebarkan Natural GLIO yang sudah dicampur pupuk kandang selama + 1 minggu pada masing-masing pohon
3. Penanaman
a. Pengajiran
- Ajir dibuat dari bambu tinggi 80 - 100 cm
- Pasang ajir induk sebagai patokan dalam pengajiran selanjutnya
- Untuk meluruskan ajir gunakan tali sehingga diperoleh jarak tanam yang sama

b. Lubang Tanam
- Ukuran lubang tanam 60 x 60 x 60 cm pada akhir musim hujan
- Berikan pupuk kandang yang dicampur dengan tanah (1:1) ditambah pupuk TSP 1-5 gram per lubang

c. Tanam Bibit
- Pada saat bibit kakao ditanam pohon naungan harus sudah tumbuh baik dan naungan sementara sudah berumur 1 tahun
- Penanaman kakao dengan system tumpang sari tidak perlu naungan, misalnya tumpang sari dengan pohon kelapa
- Bibit dipindahkan ke lapangan sesuai dengan jenisnya, untuk kakao Mulia ditanam setelah bibit umur 6 bulan, Kakao Lindak umur 4-5 bulan
- Penanaman saat hujan sudah cukup dan persiapan naungan harus sempurna. Saat pemindahan sebaiknya bibit kakao tidak tengah membentuk daun muda (flush)

4. Pemeliharaan Tanaman
a. Penyiraman dilakukan 2 kali sehari (pagi dan sore) sebanyak 2-5 liter/pohon
b.Dibuat lubang pupuk disekitar tanaman dengan cara dikoak. Pupuk dimasukkan dalam lubang pupuk kemudian ditutup kembali. 
 
Tabel Pemupukan Tanaman Coklat
 

UMUR
(bulan)
Dosis pupuk Makro (per ha)

Urea
(kg)

TSP
(kg)

MOP/ KCl (kg)

Kieserite (MgSO4)
(kg)

2

15

15

8

8

6

15

15

8

8

10

25

25

12

12

14

30

30

15

15

18

30

30

45

15

22

30

30

45

15

28

160

250

250

60

32

160

200

250

60

36

140

250

250

80

42

140

200

250

80

Dst

Dilakukan analisa tanah


Dosis POC NASA mulai awal tanam :

0 – 24

2-3 tutup/ diencerkan secukupnya dan siramkan sekitar pangkal batang
setiap 4 - 5 bulan sekali

> 24

3-4 tutup/ diencerkan secukupnya dan siramkan sekitar pangkal batang
setiap 3 – 4 bulan sekali ( sesekali bisa juga disemprotkan ke tanaman )


Dosis POC NASA pada tanaman yang sudah produksi tetapi tidak dari awal memakai POC NASA :

- Tahap 1 : Aplikasikan 3 – 4 kali berturut-turut dengan interval 1-2 bln, Dosis 3-4 tutup/ pohon
- Tahap 2 : Aplikasikan setiap 3-4 bulan sekali, Dosis 3-4 tutup/ pohon
 
Catatan: Akan lebih baik pemberian diselingi/ditambah SUPER NASA 1-2 kali/tahun dengan dosis 1 botol untuk + 200 tanaman. 1 botol SUPER NASA diencerkan dalam 2 liter (2000 ml) air dijadikan larutan induk. Kemudian setiap 1 liter air diberi 10 ml larutan induk tadi untuk penyiraman setiap pohon.

5. Pengendalian Hama & Penyakit
a. Ulat Kilan ( Hyposidea infixaria; Famili : Geometridae ), menyerang pada umur 2-4 bulan. Serangan berat mengakibatkan daun muda tinggal urat daunnya saja. Pengendalian dengan PESTONA dosis 5 - 10 cc / liter.
b. Ulat Jaran / Kuda ( Dasychira inclusa, Familia :
Limanthriidae ), ada bulu-bulu gatal pada bagian dorsalnya menyerupai bentuk bulu (rambut) pada leher kuda, terdapat pada marke 4 dan 5 berwarna putih atau hitam, sedang ulatnya coklat atau coklat kehitam-hitaman. Pengendalian dengan musuh alami predator Apanteles mendosa dan Carcelia spp, semprot PESTONA.
c. Parasa lepida dan Ploneta diducta (Ulat Srengenge), serangan dilakukan silih berganti karena kedua species ini agak berbeda siklus hidup maupun cara meletakkan kokonnya, sehingga masa berkembangnya akan saling bergantian. Serangan tertinggi pada daun muda, kuncup yang merupakan pusat kehidupan dan bunga yang masih muda. Siklus hidup Ploneta diducta 1 bulan, Parasa lepida lebih panjang dari pada Ploneta diducta. Pengendalian dengan PESTONA.

d. Kutu - kutuan ( Pseudococcus lilacinus ), kutu berwarna putih. Simbiosis dengan semut hitam. Gejala serangan : infeksi pada pangkal buah di tempat yang terlindung, selanjutnya perusakan ke bagian buah yang masih kecil, buah terhambat dan akhirnya mengering lalu mati. Pengendalian : tanaman terserang dipangkas lalu dibakar, dengan musuh alami predator; Scymus sp, Semut hitam, parasit Coccophagus pseudococci Natural BVR 30 gr/ 10 liter air atau PESTONA.

e. Helopeltis antonii, menusukkan ovipositor untuk meletakkan telurnya ke dalam buah yang masih muda, jika tidak ada buah muda hama menyerang tunas dan pucuk daun muda. Serangga dewasa berwarna hitam, sedang dadanya merah, bagian menyerupai tanduk tampak lurus. Ciri serangan, kulit buah ada bercak-bercak hitam dan kering, pertumbuhan buah terhambat, buah kaku dan sangat keras serta jelek bentuknya dan buah kecil kering lalu mati. Pengendalian dilakukan dengan PESTONA dosis 5-10 cc / lt (pada buah terserang), hari pertama semprot stadia imago, hari ke-7 dilakukan ulangan pada telurnya dan pada hari ke-17 dilakukan terhadap nimfa yang masih hidup, sehingga pengendalian benar-benar efektif, sanitasi lahan, pembuangan buah terserang.

f. Cacao Mot ( Ngengat Buah ), Acrocercops cranerella (Famili ; Lithocolletidae). Buah muda terserang hebat, warna kuning pucat, biji dalam buah tidak dapat mengembang dan lengket. Pengendalian : sanitasi lingkungan kebun, menyelubungi buah coklat dengan kantong plastik yang bagian bawahnya tetap terbuka (kondomisasi), pelepasan musuh alami semut hitam dan jamur antagonis Beauveria bassiana ( BVR) dengan cara disemprotkan, semprot dengan PESTONA.

g. Penyakit Busuk Buah (Phytopthora palmivora), gejala serangan dari ujung buah atau pangkal buah nampak kecoklatan pada buah yang telah besar dan buah kecil akan langsung mati. Pengendalian : membuang buah terserang dan dibakar, pemangkasan teratur, semprot dengan Natural GLIO.

h. Jamur Upas ( Upasia salmonicolor ), menyerang batang dan cabang. Pengendalian : kerok dan olesi batang atau cabang terserang dengan Natural GLIO+HORMONIK, pemangkasan teratur, serangan berlanjut dipotong lalu dibakar.
Catatan : Jika pengendalian hama penyakit dengan menggunakan pestisida alami belum mengatasi dapat dipergunakan pestisida kimia yang dianjurkan. Agar penyemprotan pestisida kimia lebih merata dan tidak mudah hilang oleh air hujan tambahkan Perekat Perata AERO 810, dosis + 5 ml (1/2 tutup)/tangki.

6. Pemangkasan
- Pemangkasan ditujukan pada pembentukan cabang yang seimbang dan pertumbuhan vegetatif yang baik. Pohon pelindung juga dilakukan pemangkasan agar percabangan dan daunnya tumbuh tinggi dan baik. Pemangkasan ada beberapa macam yaitu :
- Pangkas Bentuk, dilakukan umur 1 tahun setelah muncul cabang primer (jorquet) atau sampai umur 2 tahun dengan meninggalkan 3 cabang primer yang baik dan letaknya simetris.
- Pangkas Pemeliharaan, bertujuan mengurangi pertumbuhan vegetatif yang berlebihan dengan cara menghilangkan tunas air (wiwilan) pada batang pokok atau cabangnya.
- Pangkas Produksi, bertujuan agar sinar dapat masuk tetapi tidak secara langsung sehingga bunga dapat terbentuk. Pangkas ini tergantung keadaan dan musim, sehingga ada pangkas berat pada musim hujan dan pangkas ringan pada musim kemarau.
Pangkas Restorasi, memotong bagian tanaman yang rusak dan memelihara tunas air atau dapat dilakukan dengan side budding.

7. Panen
Saat petik persiapkan rorak-rorak dan koordinasi pemetikan. Pemetikan dilakukan terhadap buah yang masak tetapi jangan terlalu masak. Potong tangkai buah dengan menyisakan 1/3 bagian tangkai buah. Pemetikan sampai pangkal buah akan merusak bantalan bunga sehingga pembentukan bunga terganggu dan jika hal ini dilakukan terus menerus, maka produksi buah akan menurun. Buah yang dipetik umur 5,5 - 6 bulan dari berbunga, warna kuning atau merah. Buah yang telah dipetik dimasukkan dalam karung dan dikumpulkan dekat rorak. Pemetikan dilakukan pada pagi hari dan pemecahan siang hari. Pemecahan buah dengan memukulkan pada batu hingga pecah. Kemudian biji dikeluarkan dan dimasukkan dalam karung, sedang kulit dimasukkan dalam rorak yang tersedia.

8. Pengolahan Hasil
Fermentasi, tahap awal pengolahan biji kakao. Bertujuan mempermudah menghilangkan pulp, menghilangkan daya tumbuh biji, merubah warna biji dan mendapatkan aroma dan cita rasa yang enak.
Pengeringan, biji kakao yang telah difermentasi dikeringkan agar tidak terserang jamur dengan sinar matahari langsung (7-9 hari) atau dengan kompor pemanas suhu 60-700C (60-100 jam). Kadar air yang baik kurang dari 6 %.
Sortasi, untuk mendapatkan ukuran tertentu dari biji kakao sesuai permintaan. Syarat mutu biji kakao adalah tidak terfermentasi maksimal 3 %, kadar air maksimal 7%, serangan hama penyakit maksimal 3 % dan bebas kotoran.